Total Tayangan Halaman

Kamis, 19 Januari 2012

Ciri - Ciri Sahabat Sejati Versi Islam




  “Sahabat Sejati” adalah sebuah sosok yang selalu didambakan oleh setiap manusia. Hal tersebut merupakan refleksi atas fitrah manusia yang selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Jika kita mencari seseorang yang mau hidup menyendiri selamanya, maka kita akan menemukan 1 dari seribu orang yang menolaknya, atau bahkan nihil. Karena walau bagaimanapun, sebagai makhluk sosial tentu saja seseorang akan selalu membutuhkan bantuan dan dibutuhkan bantuannya oleh orang lain, minimal untuk berdialog, diskusi, berbagi ide, atau sekedar berbagi rasa (sharing).
Islam juga telah menjelaskan arti pentingnya sebuah persaudaraan. Dalam sebuah sabdanya Rasulullah saw mengatakan, “Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya ibarat sebuah bangunan, dimana bagian yang satu akan menguatkan bagian yang lainnya.”
Persahabatan adalah bagian dari sebuah hubungan persaudaraan. Untuk itu, sudah selayaknyalah bagi kita untuk menjaga dan mengikat tali persahabatan tersebut dengan kuat. Untuk menjaga tali persahabatan ini agar tetap kokoh tentu saja diantara keduanya harus saling mengenal karakter masing-masing sahabatnya. Hal itu mutlak diperlukan untuk menguatkan sebuah tali persahabatan. Ibarat kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang”, kalau kita tidak mengenal sahabat kita dengan baik, bagaimana mungkin kita akan saling menyayangi. Dan kalau tidak ada rasa kasih sayang antar sahabat, lalau bagaimana mungkin tali persahabatan akan dapat terikat dengan kuat.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya telah memberikan tips atau pandangan secara global mengenai sifat persahabatan, diantaranya adalah:
·        Jika engkau berbuat baik kepadanya maka ia juga akan senantiasa melindungimu.
·        Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya maka ia akan membalas dengan baik persahabatanmu itu.
·        Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berusaha untuk membantu sesuai dengan kemampuannya.
·        Jika engkau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambutnya dengan baik.
·        Jika ia memperoleh kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
·        Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu (aib), maka ia akan berupaya untuk menutupinya.
·        Jika engkau meminta suatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan bersungguh-sungguh.
·        Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang tengah kau hadapi.
·        Jika bencana datang menimpamu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
·        Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.
·        Jika engkau merencanakan suatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencanamu itu.
·        Jika kalian berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan itu.
Itulah beberapa poin mengenai ciri-ciri seorang sahabat sejati yang diberikan oleh Imam Al-Ghozali. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan akan adanya perkembangan akan poin-poin di atas yang meluas berdasarkan perkembangan waktu/zaman. Yang perlu kita pegang teguh adalah “Selamanya, sahabat sejati akan selalu membawa kita kepada hal-hal yang positif, yang dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah”. “Sahabat Sejati” adalah sebuah sosok yang selalu didambakan oleh setiap manusia. Hal tersebut merupakan refleksi atas fitrah manusia yang selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Jika kita mencari seseorang yang mau hidup menyendiri selamanya, maka kita akan menemukan 1 dari seribu orang yang menolaknya, atau bahkan nihil. Karena walau bagaimanapun, sebagai makhluk sosial tentu saja seseorang akan selalu membutuhkan bantuan dan dibutuhkan bantuannya oleh orang lain, minimal untuk berdialog, diskusi, berbagi ide, atau sekedar berbagi rasa (sharing).
Islam juga telah menjelaskan arti pentingnya sebuah persaudaraan. Dalam sebuah sabdanya Rasulullah saw mengatakan, “Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya ibarat sebuah bangunan, dimana bagian yang satu akan menguatkan bagian yang lainnya.”
Persahabatan adalah bagian dari sebuah hubungan persaudaraan. Untuk itu, sudah selayaknyalah bagi kita untuk menjaga dan mengikat tali persahabatan tersebut dengan kuat. Untuk menjaga tali persahabatan ini agar tetap kokoh tentu saja diantara keduanya harus saling mengenal karakter masing-masing sahabatnya. Hal itu mutlak diperlukan untuk menguatkan sebuah tali persahabatan. Ibarat kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang”, kalau kita tidak mengenal sahabat kita dengan baik, bagaimana mungkin kita akan saling menyayangi. Dan kalau tidak ada rasa kasih sayang antar sahabat, lalau bagaimana mungkin tali persahabatan akan dapat terikat dengan kuat.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya telah memberikan tips atau pandangan secara global mengenai sifat persahabatan, diantaranya adalah:
·        Jika engkau berbuat baik kepadanya maka ia juga akan senantiasa melindungimu.
·        Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya maka ia akan membalas dengan baik persahabatanmu itu.
·        Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berusaha untuk membantu sesuai dengan kemampuannya.
·        Jika engkau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambutnya dengan baik.
·        Jika ia memperoleh kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
·        Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu (aib), maka ia akan berupaya untuk menutupinya.
·        Jika engkau meminta suatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan bersungguh-sungguh.
·        Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang tengah kau hadapi.
·        Jika bencana datang menimpamu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
·        Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.
·        Jika engkau merencanakan suatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencanamu itu.
·        Jika kalian berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan itu.
Itulah beberapa poin mengenai ciri-ciri seorang sahabat sejati yang diberikan oleh Imam Al-Ghozali. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan akan adanya perkembangan akan poin-poin di atas yang meluas berdasarkan perkembangan waktu/zaman. Yang perlu kita pegang teguh adalah “Selamanya, sahabat sejati akan selalu membawa kita kepada hal-hal yang positif, yang dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah”.“Sahabat Sejati” adalah sebuah sosok yang selalu didambakan oleh setiap manusia. Hal tersebut merupakan refleksi atas fitrah manusia yang selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Jika kita mencari seseorang yang mau hidup menyendiri selamanya, maka kita akan menemukan 1 dari seribu orang yang menolaknya, atau bahkan nihil. Karena walau bagaimanapun, sebagai makhluk sosial tentu saja seseorang akan selalu membutuhkan bantuan dan dibutuhkan bantuannya oleh orang lain, minimal untuk berdialog, diskusi, berbagi ide, atau sekedar berbagi rasa (sharing).
Islam juga telah menjelaskan arti pentingnya sebuah persaudaraan. Dalam sebuah sabdanya Rasulullah saw mengatakan, “Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya ibarat sebuah bangunan, dimana bagian yang satu akan menguatkan bagian yang lainnya.”
Persahabatan adalah bagian dari sebuah hubungan persaudaraan. Untuk itu, sudah selayaknyalah bagi kita untuk menjaga dan mengikat tali persahabatan tersebut dengan kuat. Untuk menjaga tali persahabatan ini agar tetap kokoh tentu saja diantara keduanya harus saling mengenal karakter masing-masing sahabatnya. Hal itu mutlak diperlukan untuk menguatkan sebuah tali persahabatan. Ibarat kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang”, kalau kita tidak mengenal sahabat kita dengan baik, bagaimana mungkin kita akan saling menyayangi. Dan kalau tidak ada rasa kasih sayang antar sahabat, lalau bagaimana mungkin tali persahabatan akan dapat terikat dengan kuat.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya telah memberikan tips atau pandangan secara global mengenai sifat persahabatan, diantaranya adalah:
·        Jika engkau berbuat baik kepadanya maka ia juga akan senantiasa melindungimu.
·        Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya maka ia akan membalas dengan baik persahabatanmu itu.
·        Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berusaha untuk membantu sesuai dengan kemampuannya.
·        Jika engkau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambutnya dengan baik.
·        Jika ia memperoleh kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
·        Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu (aib), maka ia akan berupaya untuk menutupinya.
·        Jika engkau meminta suatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan bersungguh-sungguh.
·        Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang tengah kau hadapi.
·        Jika bencana datang menimpamu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
·        Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.
·        Jika engkau merencanakan suatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencanamu itu.
·        Jika kalian berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan itu.
Itulah beberapa poin mengenai ciri-ciri seorang sahabat sejati yang diberikan oleh Imam Al-Ghozali. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan akan adanya perkembangan akan poin-poin di atas yang meluas berdasarkan perkembangan waktu/zaman. Yang perlu kita pegang teguh adalah “Selamanya, sahabat sejati akan selalu membawa kita kepada hal-hal yang positif, yang dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah”.

Tidak ada komentar: